Mari mengenal Hot Work untuk bekerja lebih aman

Related image

sepatu safety - Ketika kita bicara pengelolaan keselamatan kesibukan pengelasan maka kita juga akan ketemu suatu arti yang umum sering kita dengar yakni HOT WORK atau pekerjaan yang hasilkan panas. Biasanya orang lebih familiar dengan arti Hot work, hingga dalam tulisan saya juga akan memakai Hot Work untuk pembahasannya. Setiap perusahaan harus memiliki kebijakan tentang Hot work yang disebut bagian dari manajemen keselamatan kebakarannya. Di setiap perusahaan pastinya akan memiliki prosedur yang beragam dan berlainan dengan perusahaan yang lain. Ketidaksamaan biasanya akibatnya karena karakter kegiatan, type operasional ataupun bahaya yang berlainan, namun pada dasarnya semua prosedur prosedur itu ada kriteria minimum yang sama juga dengan semua perusahaan.

Dengan pengertian, Hot work yaitu setiap kesibukan atau pekerjaan yang berbentuk sesaat atau permanen yang melibatkan api terbuka (open-flame) atau hasilkan permukaan panas dan/atau hasilkan bunga api yang memiliki energi cukup untuk dapat menyulut atau mulai kebakaran atau ledakan. Hot work ini termasuk, tapi tidak terbatas pada

  • Pemakaian api terbuka 
  • Patri (brazing) 
  • Las Listrik, Las Gas/Karbit (Oxy-Fuel Welding) 
  • Pemotongan (torch cutting) 
  • Grinding 
  • Soldering 
  • Torch-applied roofing 

Pengoperasian perlengkapan penghasil panas, contoh Heat gun

Pada umumnya, setiap bangunan atau sarana, apakah itu dipakai untuk komersial, industri, pendidikan ataupun sarana kesehatan tentu memiliki material atau bahan yang dapat terbakar yang cukup untuk membuat atau mensupport suatu kebakaran. Bahan bakar ini dapat terdapat didalam ruang bangunan atau jadi bagian dari konstruksi bangunan itu. Bahan bakar yang terdapat didalam ruang bangunan dapat berbentuk mebel, perlengkapan produksi, penyimpanan bahan baku, cairan mudah terbakar, gas mudah terbakar dan debu mudah terbakar. Sedang bahan bakar sebagai bagian konstruksi bangunan dapat berbentuk bahan kayu s/d bahan plastik. Bahan bakar ini dapat diketemukan pada dinding, atap, diatas plafon, ducting dan lain-lain.

10 Besar Sumber Panas Penyebabnya Kebakaran dan Ledakan (FM Global Data 2007 - 2011)

Dengan terdapatnya bahan bakar dan oksigen, maka dengan rencana segitiga api, tinggal satu eleman sekali lagi yang kurang untuk mengakibatkan terjadinya api atau ledakan yakni sumber panas. Seperti pengertian diatas, Hot work adalah suatu kesibukan yang hasilkan panas maupun melibatkan api terbuka maupun percikan bunga api. Sumber panas dari Hot Work ini bisa dengan mudah menyulut nyaris semua bahan bakar yang bisa diketemukan didalam bangunan atau di sekitar sarana bangunan. Tabel di bawah melukiskan beberapa bahan bakar yang umum dapat diketemukan di ruang kamu. Jadi penambahan info, temperatur penyalaan atau ignition temperature berlainan dengan flash point. Temperatur penyalaan yang saya catat di bawah yaitu batas temperature paling rendah di mana bahan itu juga akan terbakar di atmosfer normal tidak ada sumber panas atau sumber pembakaran dari luar, seperti api dll.

Nama Bahan Bakar Temperatur Penyalaan (Ignition Temperature)

  • Product berbasiskan Kayu 210oC - 499oC 
  • Ethanol 210oC 
  • Bensin 257oC - 280oC 
  • Diesel 254oC - 260oC 
  • Minyak Pelumas 340oC - 360oC 
  • Polivinil Klorida (PVC) 507oC 

Tabel berikut ini juga akan memberi deskripsi pada temperatur sumber panas yang dibuat oleh kesibukan Hot Work. Seperti yang kita saksikan, temperatur yang dibuat sangat tinggi hingga bisa dengan mudah menyulut suatu kebakaran bila tidak dikelola dengan aman dan benar

  • Type Hot Work Temperatur 
  • Electric Arc 5, 732oC - 11, 732oC 
  • Arc welding slag 6, 350oC di lokasi pengelasan 
  • Arc welding slag 2, 704oC 0. 5 m dari lokasi pengelasan 
  • Arc welding slag 2, 204oC 4. 9 m dari lokasi pengelasan 
  • Welding spatter 1, 843oC di dekat welding rod 
  • Welding spatter 1, 566oC 2. 7 m dibawah welding rod 
  • Oxyacetylene cutting slag 2, 093oC 
  • Spark from grinding wheel on steel 1, 850oC di udara 

PENYEBAB UMUM KEBAKARAN AKIBAT HOT WORK

Tidak persisnya pengelolaan pekerjaan atau kesibukan Hot Work tetap masih jadi sebab utama dari kebakaran dan ledakan, berikut factor kunci penyebabnya kebakaran karena Hot Work
  • Kurang atau tidak ada program pengelolaan Hot Work di ruang tersebut 
  • Tidak berhasil untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bahan bakar di ruang kesibukan Hot Work 
  • Minimnya periode pengawasan Hot Work oleh pengamat kebakaran (fire watch) termasuk periode istirahat 
  • Mewakilkan pengelolaan Hot Work ke kontraktor tanpa ada dikerjakannya kursus maupun pengawasan 

Konsentrasi utama dari pengelolaan pekerjaan atau kesibukan Hot Work yaitu mencari alternatif kegiatan Hot Work atau lebih di kenal jadi Cold Work (memakai alat yg tidak hasilkan panas) atau bila tak ada alternatif Hot Work maka dapat merelokasi pekerjaan itu ke ruang yang telah di desain untuk kegiatan Hot Work. Ketika alternatif Hot Work dan merelokasi tidak bisa dilakukan dan pekerjaan Hot Work memang tidak dapat dihindarkan maka penting untuk dapat mengubahkan dan mengisolasi material atau bahan bakar di ruang itu hingga kemungkinan kecil sumber panas dari Hot Work kontak dengan bahan bakar.

System Perlindungan kebakaran juga memainkan peranan dalam memitigasi atau kurangi efek kebakaran ketika terjadi kegagalan dalam pengelolaan kegiatan Hot Work. Kegiatan Hot Work dengan pojok pandang kemungkinan maka harus dilarang dilakukan di ruang yg tidak terdapat system perlindungan kebakaran maupun ketika ada system perlindungan kebakaran itu tengah rusak atau tidak aktif, hal semacam ini penting terlebih di ruang dengan tingkat kemungkinan kebakaran tinggi seperti di gudang penyimpanan barang barang mudah terbakar.

Terkecuali system perlindungan kebakaran, ada pula pengamat kebakaran (Fire Watch). Pengamat kebakaran ini yang dengan nyaris besar dilupakan dalam setiap kesibukan Hot Work. Peranan Pengamat kebakaran ini tidak dapat dilakukan oleh pekerja Hot Work tersebut dan oleh orang yang lain karena konsentrasi pekerja tidak lihat ruang Hot Work keseluruhannya. Memang ada keadaan keadaan tertentu di mana peranan pengamat kebakaran tidak diperlukan, namun pada umumnya keadaan ini susah diketemukan. Mengapa kita perlu pengamat kebakaran, karena orang pada intinya dapat melakukan kekeliruan, terlebih kekeliruan dalam mengidentifikasi beberapa hal untuk mencegah kebakaran atau ledakan, seperti meyakinkan bahan bakar telah dipindahkan atau terisolasi dari sumber panas Hot Work. Ketika kekeliruan ini terjadi, maka pekerjaan penilaian kebakaran ini yang juga akan meminimalisir akibatnya karena kekeliruan itu.

Pada umumnya semua pegendalian kemungkinan kebakaran juga akan tercakup didalam program pengelolaan Hot Work. Program pengelolaan Hot work dengan minimum terbagi dalam
Kebijakan perusahaan mengenai Hot Work. Manajemen Perusahaan bertanggungjawab pada keselamatan operasional pekerjaan Hot Work dan keselamatan pekerja termasuk keselamatan kontraktor yang berada dibawah pengawasan Manajemen perusahaan. Kebijakan yang di buat lebih kurang melukiskan kalau perusahaan sudah mengimplementasikan program pengelolaan Hot work untuk menghindar kebakaran dan ledakan karena hot work, termasuk kewajiban semua karyawan dan kontraktor yang melakukan aktivitas Hot Work untuk ikuti program itu termasuk untuk mendorong semua pekerja untuk hentikan kegiatan Hot Work tanpa ada takut akibatnya karena penghentian itu ketika keselamatan dari Hot Work sudah terdeviasi.

Prosedur Hot Work. Prosedur harus menerangkan dengan detil bagaimana Hot work dilakukan dengan aman, termasuk kapan ijin kerja dilakukan, kapan pengamat kebakaran diperlukan, kursus yang diperlukan, cara audit dan bagian tahapan pengendalian yang perlu dilakukan
System ijin kerja Hot Work. System ijin kerja ini juga akan mengontrol setiap kesibukan Hot Work yang juga akan dikerjakan di suatu ruang dan meyakinkan semua prosedur dan pengendalian sudah dilakukan hingga yang memiliki ruang dapat meyakinkan kalau areanya aman dan pekerjaan dilakukan dengan aman pada potensi kebakaran karena Hot Work.

Enforcement dari kebijakan dan prosedur Hot Work tersebut. Pekerja ataupun kontraktor harus memiliki prosedur dan kebijakan tentang Hot Work dan ini harus disosialisasikan. Maksud sosialisasi ini agar mereka memahami mengapa harus ikuti prosedur dan konsekwensinya bila tidak ikuti prosedur itu. Konsekwensi dapat berbentuk sangsi teguran sampai pemecatan untuk pegawai perusahaan dan penghentian kontrak untuk kontraktor.

Detil dari pengelolaan Hot Work juga akan saya ulas terpisah di beberapa tulisan mendatang agar pembaca dapat mengerti Hot Work ini dengan terstruktur dan mengerti rencananya.

SEMUA KEBAKARAN AKIBAT HOT WORK DAPAT DICEGAH

Ya benar..., Kebakaran atau ledakan karena Hot Work dapat kita hindari hingga tidak menyebabkan kerugian baik dari bagian pekerja ataupun operasional bisnis. Terdapat beberapa peluang di setiap langkah dalam sistem kesibukan Hot Work yang bisa kita kerjakan untuk menghindar kebakaran dan ledakan. Keefektifan dalam pengelolaan Hot Work diawali dari PIMPINAN atau MANAJEMEN PERUSAHAAN teratas di perusahaan itu bila kita bicara dalam lingkungan industrial. Ketika mereka tahu tentang bahaya yang ikut serta dalam kesibukan Hot Work dan BERKOMITMEN untuk menghindar dan memitigasi kemungkinan kebakaran yang terwujud disetiap kesibukan Hot Work yang dilakukan, maka kerugian karena Hot Work dapat dihindari.

Maksud utama atau Gol besarnya dari program pengelolaan atau manajemen Hot Work yaitu untuk menghindar sumber panas yang dibuat oleh kesibukan Hot work kontak dengan material atau bahan yang mudah terbakar. Dengan pribadi dapat saya katakan kalau kebakaran karena Hot work, baik yang telah terjadi atau yang terdeteksi atau yang sukses dipadamkan baik dalam periode pengawasan oleh pengamat kebakaran (fire watch) adalah kegagalan dalam implementasi program pengelolaan Hot Work karena tidak berhasilnya mengontrol sumber panas dan bahan bakar.

Sekian tulisan saya kesempatan ini tentang Hot Work, pergi dari keprihatinan peristiwa Kosambi, mudah-mudahan peristiwa itu jadi yang paling akhir dan tidak terjadi di ruang manapun di Indonesia, karena pihak yang paling sangat dirugikan dari peristiwa ini yaitu keluarga korban dan bukanlah perusahaan. Mudah-mudahan berguna dan kritik, komentar dan anjuran masih tetap saya tunggulah dari beberapa pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox